Kebutuhan data yang spesifik kini makin beragam. Direktorat
Ketahanan Sosial Badan Pusat
Statistik (BPS) saat ini sedang melaksanakan Survei
Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN). Pelaksanaan lapangan dimulai 5
September hingga 8 Oktober 2016. Kegiatan SPHPN utamanya meneliti perihal pengalaman hidup seperti apa
yang pernah dialami wanita. Cakupan SPHPN 2016 adalah perempuan yang berumur 15-64 tahun. Jumlah
responden sebanyak 9.000 sampel yang menyebar di 24 provinsi, 83
kabupaten/kota,dan 100 kecamatan.
Jenis pertanyaan yang unik diantaranya perihal kesehatan reproduksi
anak yang dilahirkan, keadaan payangan yang sekarang atau yang terakhir, sikap
responden, hubungan responden dengan pasangan,cedera yang dialami,dampak dari
kekerasan fisik atau seksual, pengalaman hidup, dan kepemilikan asset. Survei
ini bersifat paperless, petugas yang
sebagian besar pegawai BPS, di pinjami tablet
dengan system Android.
Secara umum, tujuan pengumpulan data ini untuk menyediakan data pokok serta indikator yang terkait dengan
pengalam hidup perempuan, yang nantinya dapat dipergunakan sebagai bahan
masukan penyusun kebijakan dalam upaya mencegah dan melindungi perempuan dari
berbagai tindak kekerasan. Survei ini juga menyiapkan data rinci tentang
pengalaman hidup perempuan . Harapnnya, hasil SPHPN dapat mendukung upaya untuk
menyadarkan masyarakat bahwa perempuan harus dilindungi.
Data mampu berbicara. Setidaknya, hasil SPHPN dapat mendukung
kebijakan untuk kaum hawa. Perlakuan diskriminasi dan tindakan kekerasan yang
banyak diberitakan dimedia apapun seharusnya dapat diminimalisir. Tentu saja
ujungnya dapat meningkatkan kualitas hidup wanita Indonesia. (Sumber : Varia Statistik No. 7 TH XXXV September 2016)